Assalamu'alaykum Warohmatullah Wabarokaatuh

Sunday, October 2, 2016

Pengalaman Sakit Maag

Ada yang pernah merasakan sakit maag? Ya, saya merasakan dan menikmatinya mulai dari SMA. Aktivitas yang padat, tugas yang banyak, membuat saya lebih asyik menyelesaikan segala tugas, dan mengakhirkan makan. Selain itu target nilai yg tak tercapai, proyek eskul yang stagnan, karena saya tipe orang perfeksionis, sehingga sy mudah stress. Dan akhirnya membuat saya harus mengenal penyakit bernama "maag".

Maag, luka di lambung karena lambung tetap menggiling, tapi makanan tidak ada, akhirnya dinding lambung luka dan asam lambung naik. Menyebabkan perut bagian atas perih, mual, nyeri pada ulu hati yang membuat sesak pada dada. Bila maag sudah mendera, makan sakit, tidak makan apa lagi, serba salah, terkadang jalan sampai terbungkuk bungkuk.

Saat SMA dan kuliah, sering sekali bolak balik rumah sakit karena maag. Entah berapa banyak obat yang sudah saya makan. Pola makan saya semakin bertambah buruk saat kuliah semester akhir, ketika mengerjakan tugas akhir. Frekuensi sakit maag jd bertambah.

Saat ini saya sudah menikah, memiliki anak satu bernama Anaya. Tercatat pasca melahirkan saya sudah 2 kali dirawat di rumah sakit karena maag.
Pertama kali dirawat saat anaya berusia 3 bulan. Sedih sekali rasanya, meninggalkan bayi mungil yang masih asi, di Rumah sakit saya hanya bisa menangis. Ahamdulillaah masih bisa memberikan asi dengan cara dipompa. Bersyukur sekali memiliki suami yang sabar, sehingga mau bolak balik mengantar asi dr RS ke rumah.

Kedua, saat anaya berusia 11+ bulan. Mual muntah terus menerus hingga perut kosong dan sakit, mulut pahit, dan yang paling mengerikan adalah nyeri di ulu hati disertai sesak. 3 hari menginap di RS, mual muntah hilang, namun nyeri ulu hati masih hilang timbul. Akhirnya memutuskan untuk rawat jalan.

Biasanya, satu minggu setelah rawat jalan, lambung sy membaik, tapi kali ini mual dan nyeri ulu hati belum kunjung sembuh. 2 bulan masih seperti itu, tiap minggu kambuh, akhirnya saya kembali konsultasi ke dokter spesialis dalam, sy pun di usg abdoment atas untuk memastikan tidak ada penyebab lain, seperti liver, pankreas, empedu. alhamdulillaah hasilnya nyeri ulu hati saya murni karna maag. akhirnya sy pulang dg membawa obat yg sama, propepsa, gastrolan.

Sebulan kemudian, sy merasa nyeri ulu hati saya tidak ada perubahan, akhirnya sy memutuskan konsultasi kembali ke dokter yg berbeda di RS yg berbeda, saya di beri obat pantozol. Alhamdulillaah nyeri ulu hati saya mereda, dokter bilang kalau seminggu makan obat ini tidak ada perubahan, maka akan di endoskopi. alhamdulillaah setelah seminggu nyeri ulu hati saya mereda, dan dokter menyuruh saya untuk meneruskan obat tsb selama sebulan, dg tidak makan pedas, asam, berlemak, dll.

Suatu hari, dalam masa terapi obat, suami mengajak saya ke rumah makan padang. Haha, tentu saja saya tergoda, merasa perut sudah membaik, saya lahap tuh ikan mujair bakar pedas dan nasi berkuah santan. Dan akhirnya jeng jeng, 2 hari kemudian nyeri ulu hati saya kambuh. Dan mulai saat ini saya berkomitment untuk menjaga pola makan saya selama 2 bulan. tidak makan pedas, asam, gorengan, dan makanan makanan susah di cerna, SEDIKITPUN!! hehe Kapok.

Selama 3 bulan merasakan maag yg tak kunjung sembuh, berbagai macam makanan dan herbal sudah saya minum. Propolis, madu, sarikurma, bawang putih, bengkoang, chlorophyll K-Link, gamat emas, dll. Bahkan mencoba terapi rukyah mandiri. hasilnya memang perlu sabar dan disiplin.

Intinya sih, bila frekuensi maag semakin meningkat, berarti luka lambuhnya sudah parah. pola makan dan jenis makananya harus benar-benar di jaga, hindari makanan yg sulit di cerna, jauhi stress. Dari hasil browsing berbagai situs di google, ternyata banyak sekali yang menderita maag seperti saya. Dan banyak sekali yg bisa sembuh total, tapi dengan syarat, minimal 2 bulan, lebih bagus 1 tahun, kita harus makan makanan yg benar-benar lunak dan mudah di cerna, agak kerja lambung tidak berat. Sehingga Luka lambung cepat pulih. Dan ingat bila sudah merasa enakan, jangan coba coba melanggar aturan makanan ya, bersabar dulu sampai sembuh total. Sebenarnya maag membuat hidup kita lebih disiplin lho.

Menjaga pola makan dan jenis makanan (hindari yg sulit dicerna), mengatur pola tidur, jauhi stress, minum supplement herbal, mengamalkan rukyah mandiri, perbanyak istighfar, perbanyak shadaqah dan doa di waktu mustajab. Insya Allaah maag kita akan sembuh, biidznillah. Harus optimis, karena Allaah tidak akan menurunkan penyakit tanpa obatnya. Dan ingat setelah kesulitan ada kemudahan.

Vera Ummu Anaya
Serang, 2 October 2016

Wednesday, January 23, 2013

"SISA"

Bismillah..

Apa Kabar Sahabat?
Semoga seluruh sahabat dan saudaraku yang berada di Indonesia dalam keadaan baik, meskipun bulan ini banjir sedang melanda dimana-mana. Astaghfirullah, musibah yang menimpa kita sebetulnya itu akibat ulah kita sendiri, Allah tidak pernah mendzolimi hamba-Nya, namun manusia selalu mendzolimi dirinya, sahabatnya, saudaranya, tetangganya, baik sadar maupun tak sadar. Dan ketika musibah melanda, semoga saja, sahabat indonesia sadar, bahwa kita telah jauh meninggalkan kebaikan, khusus nya kewajiban kepada Sang Pencipta kita Allah Subhanahu wata'ala, segera kita introspeksi dan memperbaiki akhlak kita..

Right, kali ini saya tidak akan membahas banjir. Saya ingin mengulas satu kata, yaitu "SISA". Apa yang terfikir oleh sahabat ketika mendengar kata ini? positifkah atau negatif kah? Kalau saya sendiri cenderung lebih ke negatif. Kata "SISA", lebih banyak digunakan untuk sesuatu yang tidak habis atau bekas, contoh: Nasi sisa, makanan sisa, sisa noda di piring, uang sisa, sisa minuman, dll.

Kalau sahabat di kasih sesuatu, contoh makanan, mau nya yang utuh atau yang sisa? 
Kalau kita punya anak yang punya gaji misal, 10.000.000 trus kita cuma dikasih sisa uangnya 10.000, rasanya gimana?? kesel kah, marah kah? atau biasa aja? padahal kita yang telah membesarkannya dari kecil, apalagi dia belum menikah (belum punya tanggung jawab). Coba bayangkan perasaan anda sebagai seorang ibu atau ayah.

Jadi "sisa" menurut saya adalah sesuatu yang tersisihkan, bukan prioritas, bukan yang utama. 



Berawal dari rasa miris saya, ketika saya duduk sekitar pukul 17.30 di mushola kantor. Ketika itu saya menyaksikan banyak teman-teman yang baru datang ke mushola terburu-buru, kemudian dia sholat.. Sholat apa? Yups, betul sekali Sholat Ashar... Bukan kali pertama, namun berulang kali saya melihat hal seperti itu.

Allah telah memberi begitu banyak nikmat saudaraku, namun sangat sering bahkan hampir selalu kita memberikan hanya waktu sisa kita untuk beribadah kepada Allah. Okelah kalau alasan nya, "Kan kerja juga ibadah", right, tapiii... kalau tiba saatnya Sholat, ya tolong jangan sampai ditunda-tunda. kalo sholatnya mepet ke waktu sholat berikutnya, Bukankah kita hanya memberikan sisa waktu kita sama Allah? Padahal yang telah memberi rezeki kepada kita siapa? Allah, yang memberikan kita mobil siapa? Allah, dan semua nikmat nikmat besar lainnya, seperti nikmat ketenangan hidup dinegara yang masih merdeka, kesempatan menghirup udara, kesempatan memiliki panca indera yang normal sehingga kita bisa bekerja dengan baik, nikmat akal yang sehat, semangat yang tinggi, semua itu Allah lah yang memberikan. Namun kita sebagai hamba-Nya sering hanya memberikan waktu sisa kepada Allah.

Begitulah Allah dengan sifat-Nya yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-Nya, seberapa pun dzolim hamba-hamba-Nya, namun Allah tidak pernah sedikitpun mengurangi nikmat-Nya. Walaupun kita hanya memberikan waktu SISA kita kepada Allah, tapi sampai saat ini Allah masih memberikan nikmat yang luarbiasa kepada kita. 

Jadii... mari sebisa mungkin kita berikan waktu terbaik kita kepada Allah yang telah memberikan kita nikmat yang tiada tara. Sholat tepat pada Waktunya, tilawah, ta'lim. jangan hanya mengejar duniawi saja, yang semakin kau kejar, semakin kau tau, seberapapun kayanya, tidak menjamin kebahagiaan, karena sumber kebahagiaan adalah ketika kau mengenal Allah, Yang Menciptkan mu, bersungguh sungguh menunaikan segala kewajiban kita kepada-Nya, insya Allah kebahagiaan menyertaimu.

Sekarang saya tanya, Saat ini apakah kita telah bahagia????

Jika belum carilah kebahagiaan itu di telaga Islam, yang jernih airnya, murni airnya, sehingga kehausanmu akan kebahagiaan akan hilang. Selami dan terapkan terus ilmunya, rasakan hikmah yang dapat membahagiakan kita di dunia dan di Akhirat..

Oyoooo kita teriak..: Bye Bye "SISA"..


Jakarta,
24 januari 2013
VA

Tuesday, January 1, 2013

Ummi bagiku...


Ibu adalah salah satu kata paling lembut yang terucap di dunia ini. kata yang paling tentram didengar, kata yang paling ingin selalu kuucap hingga akhir hayatku. Sosok lembut namun kuat, sosok yang cantik namun tegar, sosok yang hangat namun tak pernah menyengat.



Ibu, siapakah wanita yang tidak ingin menjadi ibu? Kukira fitrah wanita adalah menyukai peran ibu. Mengandung calon manusia itu sesuatu yang mengagumkan! meskipun taruhan nyawa ketika melahirkannya. Mengecup kening bayi itu hal yang paling indah, menggendong dan merawatnya adalah hal yang paling menyenangkan. Mengajarkan Alquran pada anak adalah hal yang diidam-idamkan. Mengantarkan anak kesekolah adalah hal yang penuh dengan senyuman. Memasak adalah hobi yang membahagiakan, mengurus suami, rumah adalah hal yang paling membuatnya meraih pahala meski letih meski lelah, namun ibu tetap setia mengurus rumah tangga dengan baik, setia dan pintar menyenangkan hati suami.  Ibu, sosok ibu yang sholihah selalu dinanti, bagi lahirnya generasi generasi sholih, generasi-generasi yang akan menjadi generasi terbaik setelah generasi para sahabat dan tabiin. Generasi yang akan membawa islam kembali kepada kejayaanya..

Ya Allah sampaikanlah aku pada masa itu, dimana aku pun bisa merasakan indahnya dipanggil “ummi”

Jakarta, 1 Januari 2013

Kado Tahun Baru Untuk Sahabat Muslim


Alhamdulillahi ladzi Arsala Rosuulahu bil huda Wa diinil Haq liyudzhirohu ‘aladdiini kullih wakafa billahi syahida.

Tahun baru menjadi momen yang tidak terpisahkan dari orang Indonesia kini. Orang tua hingga anak kecil merayakan dengan begitu antusias dan gegap gempita. Pemerintah hingga rakyat kecil ikut bersuka cita, bahkan rakyat kecil rela menyisihkan uang makannya demi membeli trompet bagi anak2 mereka. Bukan, bukan itu yang menjadi permasalahan, namun yang membuat hatiku tercabik adalah karena mereka adalah saudaraku, saudara kita, umat muslim.

Saya juga masih awam sahabat, saya juga belum faham agama, namun setidaknya kita sama sama memiliki hati yang sama sama mampu membedakan mana yang baik dan benar, mampu menangis kala melihat musibah, mampu marah ketika melihat kejahatan, dan mampu menerima kala melihat kebenaran. Apabila dirimu menganggap tahun baru adalah sesuatu yang benar? maka untuk mu wahai sahabat, simaklah sebentar apa yang akan aku utarakan, tentang sebuah kisah..

Jakarta utara, 31 Desember 2012..

Sore itu senja mulai nampak, menerangi sudut-sudut kota, menghiasi jalanan menjadi merah, seperti cahaya lilin yang menerangi kegelapan malam. Tampak seorang ibu, yang nampak letih, pakaiannya lusuh, badannya kurus, dimatanya terlihat cahaya kepanikan, bahkan hampir-hampir putus asa. Dia membawa karung dan stik besi, menyusuri kolong tol, jembatan, jalanan, dan sungai, menghampiri setiap tong sampah, dan mata nya tampak berbinar kala melihat plastik air mineral gelas, dimasukkanlah plastik itu ke dalam karung yang dibawanya, kembali dia menelusuri tanpa lelah, walau pun sangat terlihat dari raut wajahnya bahwa beliau sedang memikirkan masalah berat.

Tak lama azan berkumandang, segera sang ibu menuju masjid, sholat berjama’ah, setelahnya beliau tampak khusyu’ berdoa hingga wajahnya basah. Selesai berdoa sang ibu bergegas meninggalkan masjid, menuju sebuah tempat penjualan rongsokan, diletakkanlah karung nya, kemudian diberikan kepada petugas untuk ditimbang, beliau berharap akan mendapat rezeki yang lebih hari ini.

“berapa pak?”

“12000 bu”

Tampak seraut wajah kecewa, namun tak lama ibu itu bergumam,

“Alhamdulillah”

Setelah uang didapat, beliau tergopoh-gopong berjalan menuju sebuah rumah. Rumah yang letaknya di bawah kolong tol, berdindingkan kardus, beratapkan kardus, berlantaikan terpal plastik yang lusuh, di sudut ruangan rumah itu berbaring seorang anak kecil, dengan alas kain, dan berselimutkan sarung, wajahnya pucat dan mulutnya menggigil. Tubuh anak itu sangat kurus. Sang ibu langsung mengecek kondisi anaknya..

“Man.. gimana kondisi kamu nak? Masih terasa sakit”

“iya bu, bahkan Rahman ndak kuat berdiri, Rahman haus bu, Rahman Lapar, perut Rahman Sakit..”

“Astaghfirullah, sabar ya nak, ibu belikan makanan dulu, tadi ibu lupa beli makan, saking ingin nya melihat kondisimu, nih kamu minum dlu nak.. kamu banyak berdoa ya nak,, ingat Allah satu satunya penolong kita”

“iya bu”

“ibu tinggal dulu ya nak”

Berbekal uang 12000 sang ibu membeli makan dan beberapa tablet obat maag. Rahman adalah anaknya, masih berusia 8 tahun, mengidap sakit maag kronis, kerena keterbatasan biaya, ibunya tidak memiliki uang untuk mengobatinya secara intensif. Akibatnya maag nya sering kambuh, ditambah penghasilan ibunya yang pas pasan, tidak punya sanak saudara di Jakarta, bapaknya kabur meninggalkan mereka. Akhirnya mereka hidup berdua dengan kondisi memprihatinkan, untuk makan sehari haripun sulit.

12000 masih tersisa uang 2000, sang ibu kembali ke rumah dengan membawa makanan dan obat. Terlihat Rahman sudah sangat kesakitan, sang ibu langsung memberikannya obat, lima menit kemudian menyuapinya makan. Setelah beberapa suap, Rahman muntah.. wajahnya semakin pucat, perutnya terlihat agak membesar, mulutnya rapat..

“Ya Allah maan kamu kenapa?? “

Sang ibu memberikannya minum, badan rahman sangat dingin. Ketika ibunya hendak menyuapi nya lagi, rahman menolak, perutnya sudah terlalu sakit, rasanya sudah terlalu mual, kemudian Rahman muntah muntah lagi. Sang ibu sangat panik..

“Bu rahman susah nafas bu, ini nya sakit”

Rahman memegang dadanya,..

“Iyaa maan tenang yaa.. kamu disini dlu ya.. ibu cari bantuan dlu, kamu harus ke dokter naak”

Sang ibu bergegas mencari bantuan, sambil mata bercucuran air mata sang ibu berlari keluar mencari bantuan. Jarak dari kolong tol ke pemukiman agak jauh, sang ibu harus barlari, dan baru sekitar 5 menit ibu itu sampai ke pemukiman, dia mendatangi rumah-rumah tetangga yang dia kenal,

“Assalamu’alaykum.”

Tidak ada yang menjawab, jalanan dan rumah rumah terlihat begitu sepi malam itu, tidak seperti biasanya, namun di pos ronda terlihat bberapa anak muda yang sedang bakar-bakaran, seperti sedang berpesta. Tiga kali salam tidak ada yang menjawab. Sang ibu kebingungan apa yang harus dia lakukan, uangnya tinggal 2000, tidak cukup untuk menyewa ojek atau mobil angkot sampai kerumah sakit. Dia butuh pinjaman, namun tetangga dekatnya sepertinya tidak di rumah. Sang ibu tidak pantang menyerah, pergilah dia ke tetangga dekat lainnya yang jaraknya tak jauh dari situ, ternyata rumahnya pun kosong, menurut orang yang berada disitu, mereka rata-rata memperingati tahun baruan di Ancol.

Sang ibu, termenung dipinggiran jalan, berfikir sambil berdoa, kepada siapa lagi? Apa yang harus saya lakukan?

Setelah  beberapa lama, lewatlah seorang tukang penjual nasi goreng,..

“Bu ibu nyari siapa? Lagi sepi bu malam ini, pada ke bundaran HI liat kembang Api, kan sekarang tahun baru..”

Sang ibu, menjawab sangat lirih dengan mata berkaca-kaca..

“ooh gitu ya bang,.. “

Tangisan sang ibu pun pecah..

“ibu kenapa bu??”

“iya bang anak saya sakit parah di rumah, kondisinya lemah sekali, saya butuh bantuan pinjaman uang atau minta diantar ke rumah sakit, saya minta tolong bang..”

“ya Allah bu, ini bu pakai uang saya dulu.. ndak papa ibu pakai saja.., ibu cepat sewa angkot dan pulang bawa anak ibu ke rumah sakit, ibu punya kartu kesehatan gratis kan?”

Tukang nasi goreng memberikan uang 50.000

“Alhamdulillah makasih ya bang, iya saya punya, sekali lagi terimaakasiih sekali bang, semoga Allah membalas abang dengan yang lebih baik”

Wajah ibu  berubah optimis, dia langsung berlari kejalan, bernegosiasi dengan angkot, setelah terjadi kesepakatan harga sewa, sang ibu dan angkot yang telah disewa bergegas ke rumah kardusnya.

“Maan.. Maan.. Alhamdulillah ibu dapat angkot man.., kita kerumah sakit sekarang”

Sang ibu menyentuh Rahman yang sedang berselimut sarung dengan mata terpejam,..

“Maan bangun maan, kita kerumah sakit yuuk!!,,”

Wajah Rahman terlihat menguning… sang ibu terus membangunkan Rahman dengan menggoyang-goyangkan badannya.

“Maan bangun maan.. kamu kenapa nak..?”

Bapak supir, yang menyaksikan itu, langsung memegang nadi Rahman..

“Innalillahi wainna ilaihi Roojiun..”

“kenapa pak anak saya?”

“Anak ibu sudah tidak ada bu.. “

Sang ibu menjerit dan pinsan..
…………………………..

Sahabat, apa yang anda fikirkan setelah membaca kisah tadi?... kisah tadi bukanlah kisah nyata, namun bisa saja terjadi, bukankah tidak ada yang tidak mungkin? apalagi dengan kondisi Jakarta yang seperti itu.

Sahabat, terkadang kita jarang menggunakan hati kita untuk melihat kehidupan. Lihatlah dari kacamata realita, bahwa saat ini saudara-saudara kita banyak sekali yang membutuhkan uluran bantuan kita, masih banyak sekali PR yang harus di selesaikan bangsa ini, itu bukan semata-mata kewajiban pemerintah, namun kerja sama antara pemerintah dan masyarakatnya.

Bagi sahabat mungkin uang 100.000 untuk membeli terompet adalah uang yang kecil. Atau bagi pengusaha 50.000.000 untuk membeli petasan dan kembang api itu nominal yang tiada artinya. Dan bagi pemerintah uang 100.000.000 atau 300.000.000 untuk mengadakan acara tahun baru yang meriah itu mudah.


Namun pernahkan kita berfikir dan sadar, bahwa mungkin pada malam tahun baru banyak rakyat Indonesia yang sedang ketakutan karena besok tidak punya uang untuk membayar kontrakan? Apa sahabat bisa memastikan bahwa pada malam tahun baru tidak ada saudara kita yang kelaparan? apakah pemerintah yakin seluruh anak negeri bersekolah dengan lancar? Dan apakah anda yakin bapak walikota, bapak menteri, bapak bupati.. bahwa pada malam itu seluruh penduduk anda tidur dengan perut terisi dan kasur yang layak? Apakah anda bisa memastikan bahwa seluruh penduduk atau tetangga anda pada malam itu semuanya dalam kondisi sehat, yang tidak terganggu ketenangannya ketika anda menyalakan kembang api yang mendebarkan jantung?

Wahai sahabat yang Allah beri kelimpahan rezeki, jangan biarkan diri anda lebih senang membakar uang anda dan menikmatinya sesaat, dibanding membantu mereka, saudara saudara kita yang kesusahan..

Teruntuk para sahabatku muslim dan muslimah dimanapun kalian berada.. aku bertanya padamu, apa manfaat merayakan tahun baru? Apakah setelah merayakannya kehidupanmu ditahun depan akan tiba tiba menjadi lebih baik? Apakah Rasulullah pernah mencontohkannya? Apakah itu budaya orang islam?

Sekali lagi aku bukan ustadzah atau orang alim, aku hanya seorang akhwat yang sedang belajar mengenal diriku, mengenal Siapa Yang menciptakanku, dan mengetahui tujuan hidupku. Aku sayang padamu wahai saudaraku, izinkan aku memberi tahu mu sedikit tentang pengetahuanku.

Bahwa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mencontohkan perayaan tahun baru masehi, namun perayaan ini berasal dari barat, dari orang orang kafir. Sedangkan Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

”Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Daud yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

Maukah sahabat termasuk kedalam golongan orang-orang kafir? Naudzubillah tsumma naudzubillah min dzalik. Sahabat, begitu banyak mudhorot bagi setiap acara atau kegiatan yang Rasulullah tidak pernah contohkan, yang Allah tidak ridhoi. Maka dari itu, bukalah hati sahabat untuk menerima ini. Alangkah lebih manfaat bila uang yang antum belikan untuk acara atau hura hura tahun baru, antum sedekahkan, antum berikan untuk membahagiakan orang tua antum, atau antum tabung untuk pendidikan anak.

Bayangkan berapa orang yang sahabat dzolimi, ketika tengah malam orang-orang sedang terlelap tidur atau bahkan ada diantara tetangga sahabat yang sedang sakit, terganggu tidurnya karena suara kembang api yang antum nyalakan. Belum lagi resiko kebakaran, bila terkena peralatan listrik. Sejauh mana rasa peduli sahabat? Yang semestinya cinta kita kepada saudara kita sama dengan cinta kita kepada diri sendiri.. simak yuk beberapa hadist berikut ini.

Dari Abi Hamzah Anas bin Malik ra. pelayan Rasulullah saw dari Nabi saw telah berkata: "Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (Bukhari - Muslim)

"Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai , saling mengasihi dan saling menyayangi diantara mereka, adalah bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuhnya menderita sakit, maka seluruh tubuhnya juga merasakan (penderitaannya) dengan tidak bisa tidur dan demamnya" (HR. al-Bukhari & muslim)

Jika antum tidak peduli dengan saudara kalian sendiri maka antum tidak termasuk kedalam orang-orang yang beriman. Sahabat, aku sangat mencintaimu karena Allah, aku tidak ingin engkau berada di jalan yang salah. Namun aku juga tidak ingin menegurmu, hingga membuat kau sakit hati. Bahwa sesungguhnya islam itu indah, tak pernah menyakiti, menegur dengan lembut, berdakwah dengan hati.
Sesungguhnya kebenaran hanya milik Allah. Wallahu a’lam bishowab
Semoga tulisan ini bermanfaat. ^_^

Vera Agustina
Jakarta, 1 Januari 2013

Friday, October 5, 2012

Bebek Cabe Ijo dan Ibu Rumah Tangga, “LHO?!hehe@#!”


Bismillahirrohmaanirrohiim..

Pasca operasi senin, 10 September 2012, saya melakukan introspeksi besar-besaran. Jujur saya mampu menahan sakit yang saya derita hampir 6 tahun. Namun perjuangan tersebut harus berakhir di ruang operasi karena satu sebab: Saya gagal menjauhi makanan pedas semenjak kenal satu panganan bernama “Bebek Cabe Ijo”. 

Perkenalan saya dengan bebek cabe ijo dimulai ketika saya magang pada salah satu perusahaan otomotif di Karawang, Jawa Barat, sekitar bulan Agustus 2011. Di dekat kostan saya di buka sebuah Resto baru, dengan menu makanan khas sunda dan see food, karena dikenal harganya sesuai kocek, maka saya pun menjadi langganan resto tersebut. Ga setiap hari juga sih saya makan disana, dua minggu sekali,. Kadang sebulan sekali. Nah salah satu menu favorit di resto tersebut adalah bebek cabe ijo. Awalnya saya ga berani makan bebek cabe ijo, dalam hati “Inget ver, sakit maag, inget ver wasir mu!!”, sebulan bisa nahan, tapi runtuh juga benteng pertahanan karena wangi sedap bebek dan tampilannya yang benar-benar menggoda. Akhirnya saya mencoba… “dalam check list menu saya memberanikan diri mencontreng: “Bebek Cabe ijo”. Fikir saya “Ah Cuma sekali, sekaaliii aja..,Bismillah, hehe”.

Ga taunya ketagihan, gurihnya bebek sama pedasnya cabe ijo yang juga gurih, membuat saya doyan. Tapi ya, untungnya saya masih sadar diri. Saya makan bebek paling sebulan sekali. Bahkan pada akhir2 magang bulan Februari 2012 frekuensi nya menjadi berkurang.

Maret 2012 saya pindah kembali ke Jakarta, masa magang saya telah selesai, tema tugas akhir sudah saya gondol, tinggal di ramu dan di percantik.. hehe. Namun ternyata membuat tugas akhir itu tidak semudah yang dibayangkan. Agak bikin stress. 

Entah karena pola makan saya yang salah, atau karena pengaruh seringnya makan bebek cabe ijo waktu magang, entah juga efek stress akibat tugas akhir, sekembalinya saya di Jakarta saya merasa kondisi wasir saya tambah buruk. Stadium wasir saya meningkat drastis dari stadium 2 ke stadium 4. Efek yang cukup mengagetkan, sampe saya benar-benar merasa sakit ketika duduk lebih dari 3 jam, kesakitan yang luar biasa ketika poop, ketika pulang pergi Jakarta-Serang, dll. 

Pada saat itu saya berfikir, kenapa? Dari segi makanan, saya adalah yang paling protektif diantara teman-teman saya, jarang makan pedas, jarang makan santan, olah raga suka lah walaupun ga rutin. Buktinya selama 5 tahun saya bisa menjaga wasir saya dengan baik. Karena ada yang baru mengidap 1 tahun saja sudah tidak tahan. 

Saya fikir mendalam, Kemungkinan ini akibat frekuensi makan pedas yang meningkat semenjak magang, dan bobot kepedasan yang terlalu banyak. Memang sih setiap habis makan bebek cabe ijo, poop saya sakit sekali, karena panas dan pedas. Tapi saya tidak pernah menyangka dampaknya akan separah ini. Hikmahnya, pantangan tetep pantangan, sekali mungkin wajar, kalo sudah berkali2, itu yang kurang wajar..hehe, Akhirnya 10 September 2012 saya memutuskan untuk operasi. Keputusan yang insya Allah terbaik, bukan hanya bagi saat ini, namun bagi saya kedepannya yang akan melahirkan anak.

Diatas semua itu, segala kejadian yang ada di bumi ini menyangkut diri sendiri atau masyarakat, tidak luput dari kehendak Allah subhanahu wata’ala. Ketika sebuah cobaan atau ujian menimpa diri kita, sebaiknya kita kembalikan kepada Allah Subhanahu wata’ala, berarti memang itu sudah qodarullah, dan insyaAllah ada hikmah besar dibaliknya. Namun proses untuk menemukan keputusan terbaik dari Allah membutuhkan ikhtiyar, doa yang kuat, kesabaran yang tinggi, dan keyakinan yang tangguh.
Dan pelajaran berharga yang kita panen dari cobaan/ujian tersebut jangan sampai diabaikan atau dibiarkan terulang lagi. Jaga baik-baik agar kesalahan-kesalahan kita di masa lalu tidak terulang lagi untuk kita, atau saudara kita atau anak dan cucu kita dimasa depan.

Saat ini pasca operasi saya full 1 bulan beristirahat di rumah, menjalani hari-hari yang indah bersama keluarga, sahabat dan mereka yang saya cintai. Mungkin inilah salah satu hikmah dari sakit saya. Karena belum diperbolehkan bekerja yang berat seperti nyuci, ngepel, maka saya membantu pekerjaan rumah yang ringan ringan, banyak baca majalah dan buku, ngumpulin resep masakan, dan lain-lain. 

3 tahun jauh dari orang tua membuat saya benar-benar menikmati suasana rumah, saya perhatikan kerja mama saya sebagai ibu rumah tangga, yang semakin menggugah semangat saya untuk terus memahami 3 kata yang sederhana namun kaya makna dan jasa “IBU RUMAH TANGGA”. Atmosfer 21 tahun memang berbeda dengan atmosfer SMA yang nota bene masih Cuma mikirin sekolah. Fikiran saya kini sudah lebih tumbuh menjadi seorang Vera yang dewasa. Yang sudah mesti siap menjadi istri dan ibu.. insyaAllah.. ^_^

Lhoh kok jadi kesini arah pembicaraannya. Hehe.. 

Inilah hasil tulisan abstrak.. yang penting nulis dan enak dibaca, kalo ga enak, yaa diem aja.. jangan dihina.. hehe

Masih menyambung soal bebek cabe ijo, jadi hikmah yang lainnya adalah.. saya jadi kepikiran merombak blog saya, hehe, jujur yang ada diotak saya saat ini adalah “bagaimana menjadi ibu rumah tangga dambaan syurga?”, “Bagaimana mengurus suami yang baik?”, “Bagaimana menjadi istri sholihah seperti bunda Khodijah, bunda Aisyah, atau bunda Fathimah?”, “bagaimana mendidik anak agar setangguh Muhammad Al faith atau Nabi Ismail, atau Siti Maryam, atau Fathimah Az Zahra?”, dan pertanyaan pertanyaan lainnya.. insyaAllah kedepannya akan banyak ditampilkan seputar wanita, ibu dan anak.. hehe insyaAllah..

Embel2 lain yang insya Allah manfaat..

Mengaca diri, usia 21 tahun sudah selayaknya kita belajar keras tentang kariir yang mulia sebagai istri, sebagai ibu,.. itulah karir sesungguhnya. Jadi untuk para muslimah yang masih belum menikah, mari tingkatkan keterampilan kita mengurus rumah tangga. Ilmu tersebut bisa didapatkan dari ibu kita, dengan banyak bertanya, banyak nimbrung hehe, bisa dari majalah wanita, bisa dari buku, dll.

Mempersiapkan diri kita agar menjadi wanita yang lebih bernilai disisi Allah Subhanahu Wata’ala..berarti mempersiapkan generasi terbaik yang akan lahir dari rahim-rahim kita.

Sorang penyair arab mengatakan “Al Ummu madrosatul Ula, Idzaa A’dadtaha Sya’ban Khoirul ‘Irq” (Seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya, jika engkau persiapkan ia dengan baik maka sama halnya engkau persiapkan bangsa berakar kebaikan)

Insya Allah apabila kita berniat untuk mencari keridhoan Allah, maka Allah akan menolong dan memudahkan kita menemukan pintu kesuksesan di dunia dan akhirat. ^_^

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Kaum wanita datang menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam dan bertanya,”Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai amal para mujahidin di jalan Allah?”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Barangsiapa diantara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai amal para mujahidin di jalan Allah”(HR. Al Bazzar) 

Hehe.. silahkan simak tulisan2 selanjutnya,  insyaAllah tema2 berikutnya akan terfokus bagaimana menjadi wanita dambaan, yang dicintai Allah..
Barokallahu fiik..

Serang, 5 Oktober 2011