Bismillahirrohmaanirrohiim..
Pasca operasi senin, 10 September
2012, saya melakukan introspeksi besar-besaran. Jujur saya mampu menahan sakit
yang saya derita hampir 6 tahun. Namun perjuangan tersebut harus berakhir di
ruang operasi karena satu sebab: Saya gagal menjauhi makanan pedas semenjak
kenal satu panganan bernama “Bebek Cabe Ijo”.
Perkenalan saya dengan bebek cabe
ijo dimulai ketika saya magang pada salah satu perusahaan otomotif di Karawang,
Jawa Barat, sekitar bulan Agustus 2011. Di dekat kostan saya di buka sebuah
Resto baru, dengan menu makanan khas sunda dan see food, karena dikenal harganya sesuai kocek, maka saya pun
menjadi langganan resto tersebut. Ga setiap hari juga sih saya makan disana,
dua minggu sekali,. Kadang sebulan sekali. Nah salah satu menu favorit di resto
tersebut adalah bebek cabe ijo. Awalnya saya ga berani makan bebek cabe ijo,
dalam hati “Inget ver, sakit maag, inget ver wasir mu!!”, sebulan bisa nahan,
tapi runtuh juga benteng pertahanan karena wangi sedap bebek dan tampilannya
yang benar-benar menggoda. Akhirnya saya mencoba… “dalam check list menu saya
memberanikan diri mencontreng: “Bebek Cabe ijo”. Fikir saya “Ah Cuma sekali,
sekaaliii aja..,Bismillah, hehe”.
Ga taunya ketagihan, gurihnya
bebek sama pedasnya cabe ijo yang juga gurih, membuat saya doyan. Tapi ya,
untungnya saya masih sadar diri. Saya makan bebek paling sebulan sekali. Bahkan
pada akhir2 magang bulan Februari 2012 frekuensi nya menjadi berkurang.
Maret 2012 saya pindah kembali ke
Jakarta, masa magang saya telah selesai, tema tugas akhir sudah saya gondol,
tinggal di ramu dan di percantik.. hehe. Namun ternyata membuat tugas akhir itu
tidak semudah yang dibayangkan. Agak bikin stress.
Entah karena pola makan saya yang
salah, atau karena pengaruh seringnya makan bebek cabe ijo waktu magang, entah
juga efek stress akibat tugas akhir, sekembalinya saya di Jakarta saya merasa
kondisi wasir saya tambah buruk. Stadium wasir saya meningkat drastis dari
stadium 2 ke stadium 4. Efek yang cukup mengagetkan, sampe saya benar-benar
merasa sakit ketika duduk lebih dari 3 jam, kesakitan yang luar biasa ketika poop, ketika pulang pergi
Jakarta-Serang, dll.
Pada saat itu saya berfikir,
kenapa? Dari segi makanan, saya adalah yang paling protektif diantara
teman-teman saya, jarang makan pedas, jarang makan santan, olah raga suka lah
walaupun ga rutin. Buktinya selama 5 tahun saya bisa menjaga wasir saya dengan
baik. Karena ada yang baru mengidap 1 tahun saja sudah tidak tahan.
Saya fikir mendalam, Kemungkinan
ini akibat frekuensi makan pedas yang meningkat semenjak magang, dan bobot
kepedasan yang terlalu banyak. Memang sih setiap habis makan bebek cabe ijo, poop saya sakit sekali, karena panas dan
pedas. Tapi saya tidak pernah menyangka dampaknya akan separah ini. Hikmahnya,
pantangan tetep pantangan, sekali mungkin wajar, kalo sudah berkali2, itu yang
kurang wajar..hehe, Akhirnya 10 September 2012 saya memutuskan untuk operasi.
Keputusan yang insya Allah terbaik, bukan hanya bagi saat ini, namun bagi saya
kedepannya yang akan melahirkan anak.
Diatas semua itu, segala kejadian
yang ada di bumi ini menyangkut diri sendiri atau masyarakat, tidak luput dari
kehendak Allah subhanahu wata’ala. Ketika sebuah cobaan atau ujian menimpa diri
kita, sebaiknya kita kembalikan kepada Allah Subhanahu wata’ala, berarti memang
itu sudah qodarullah, dan insyaAllah ada hikmah besar dibaliknya. Namun proses
untuk menemukan keputusan terbaik dari Allah membutuhkan ikhtiyar, doa yang
kuat, kesabaran yang tinggi, dan keyakinan yang tangguh.
Dan pelajaran berharga yang kita
panen dari cobaan/ujian tersebut jangan sampai diabaikan atau dibiarkan
terulang lagi. Jaga baik-baik agar kesalahan-kesalahan kita di masa lalu tidak
terulang lagi untuk kita, atau saudara kita atau anak dan cucu kita dimasa
depan.
Saat ini pasca operasi saya full
1 bulan beristirahat di rumah, menjalani hari-hari yang indah bersama keluarga,
sahabat dan mereka yang saya cintai. Mungkin inilah salah satu hikmah dari
sakit saya. Karena belum diperbolehkan bekerja yang berat seperti nyuci,
ngepel, maka saya membantu pekerjaan rumah yang ringan ringan, banyak baca
majalah dan buku, ngumpulin resep masakan, dan lain-lain.
3 tahun jauh dari orang tua
membuat saya benar-benar menikmati suasana rumah, saya perhatikan kerja mama
saya sebagai ibu rumah tangga, yang semakin menggugah semangat saya untuk terus
memahami 3 kata yang sederhana namun kaya makna dan jasa “IBU RUMAH TANGGA”.
Atmosfer 21 tahun memang berbeda dengan atmosfer SMA yang nota bene masih Cuma
mikirin sekolah. Fikiran saya kini sudah lebih tumbuh menjadi seorang Vera yang
dewasa. Yang sudah mesti siap menjadi istri dan ibu.. insyaAllah.. ^_^
Lhoh kok jadi kesini arah
pembicaraannya. Hehe..
Inilah hasil tulisan abstrak..
yang penting nulis dan enak dibaca, kalo ga enak, yaa diem aja.. jangan
dihina.. hehe
Masih menyambung soal bebek cabe
ijo, jadi hikmah yang lainnya adalah.. saya jadi kepikiran merombak blog saya,
hehe, jujur yang ada diotak saya saat ini adalah “bagaimana menjadi ibu rumah
tangga dambaan syurga?”, “Bagaimana mengurus suami yang baik?”, “Bagaimana
menjadi istri sholihah seperti bunda Khodijah, bunda Aisyah, atau bunda
Fathimah?”, “bagaimana mendidik anak agar setangguh Muhammad Al faith atau Nabi
Ismail, atau Siti Maryam, atau Fathimah Az Zahra?”, dan pertanyaan pertanyaan
lainnya.. insyaAllah kedepannya akan banyak ditampilkan seputar wanita, ibu dan
anak.. hehe insyaAllah..
Embel2 lain yang insya Allah
manfaat..
Mengaca diri, usia 21 tahun sudah
selayaknya kita belajar keras tentang kariir yang mulia sebagai istri, sebagai
ibu,.. itulah karir sesungguhnya. Jadi untuk para muslimah yang masih belum
menikah, mari tingkatkan keterampilan kita mengurus rumah tangga. Ilmu tersebut
bisa didapatkan dari ibu kita, dengan banyak bertanya, banyak nimbrung hehe,
bisa dari majalah wanita, bisa dari buku, dll.
Mempersiapkan diri kita agar
menjadi wanita yang lebih bernilai disisi Allah Subhanahu Wata’ala..berarti
mempersiapkan generasi terbaik yang akan lahir dari rahim-rahim kita.
Sorang penyair arab mengatakan
“Al Ummu madrosatul Ula, Idzaa A’dadtaha Sya’ban Khoirul ‘Irq” (Seorang ibu
adalah sekolah pertama bagi anaknya, jika engkau persiapkan ia dengan baik maka
sama halnya engkau persiapkan bangsa berakar kebaikan)
Insya Allah apabila kita berniat
untuk mencari keridhoan Allah, maka Allah akan menolong dan memudahkan kita
menemukan pintu kesuksesan di dunia dan akhirat. ^_^
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia
berkata, “Kaum wanita datang menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam
dan bertanya,”Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad
di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai amal para
mujahidin di jalan Allah?”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa diantara kalian berdiam diri di rumahnya maka
sesungguhnya ia telah menyamai amal para mujahidin di jalan Allah”(HR. Al
Bazzar)
Hehe.. silahkan simak tulisan2
selanjutnya, insyaAllah tema2 berikutnya
akan terfokus bagaimana menjadi wanita dambaan, yang dicintai Allah..
Barokallahu fiik..
Serang, 5 Oktober 2011