Assalamu'alaykum Warohmatullah Wabarokaatuh

Monday, May 7, 2012

Muslimah dan Generasi..

Bismillahirrohmaanirrohiim...


Alhamdulillah sebuah buku telah saya tamatkan, judulnya "Menjadi Pengantin Sepanjang Masa" karya Syekh Fuad Shalih. Sebuah buku untuk siapa saja yang sedang mempersiapkan membangun rumah tangga ataupun telah mulai membangunnya. Membahas berbagai macam persoalan dari mulai memilih pasangan, kewajiban suami dan istri, bagaimana agar menjadi keluarga yang langgeng hingga ke syurga, dan berbagai persoalan lainnya seperti fiqih, yang disukai suami, yang disukai istri, dll, semuanya dijelaskan secara terperinci dan sesuai dengan kenyataan atau kasus yang terjadi dalam dunia nyata..
Saya tidak akan membahas mengenai isi dari buku ini, karena akan lebih jelas bila anda membacanya sendiri. Saya hanya akan membahas mengenai satu hikmah yang saya dapat setelah membaca buku ini, yaitu kewajiban dan tugas wanita yang sesungguhnya.

Allah menciptakan sesuatu dengan sebuah visi dan misi (tujuan), dari mulai makhluk Allah yang paling kecil contoh: bakteri, sampai yang paling besar, contoh gajah, semua memiliki fungsinya masing-masing. Termasuk manusia, Allah menciptakan dua jenis manusia di dunia ini pasti memiliki maksud. Bayangkan jika penghuni bumi semuanya laki-laki atau semuanya perempuan! Pasti hidup tidak akan seindah dan semenarik ini. Allah menciptakan kita agar kita beribadah kepada-Nya.

Dan tidaklah Aku menciptakan jin & manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tdk menghendaki rizki sedikitpun dari mereka & Aku tdk menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rizki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS.Adz Dzariat : 56-58)

Laki-laki dan wanita memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Dari fungsi dan peran yang berbeda tersebut, mereka dapat saling bekerja sama, saling melengkapi, dan melahirkan generasi/keturunan.

Fungsi utama seorang wanita adalah sebagai istri dan ibu. Istri yang bertugas menjaga suaminya, mendampingi disaat susah dan senang, menjaga harta suami, dan membahagiakan suami. Sebagai ibu yang bertugas mendidik anak-anaknya, merawat dan membesarkan sehingga menjadi generasi sholih dan kompeten secara dunia dan akhirat. Sehingga tidak dapat disangkal bahwa kemajuan sebuah bangsa tergantung dari wanitanya. karena wanita adalah madrosatul ula (pendidikan pertama) bagi anak-anak bangsa/generasi.

Betapa mulianya tugas dan peran seorang wanita. Namun kebayakan wanita masa kini banyak yang tidak mengetahui peran dan fungsinya sebagai wanita. Budaya barat masuk dan melingkupi generasi wanita muda di sebagian belahan bumi, menghancurkan potensi dan kemuliaan seorang wanita yang sesungguhnya.

Dari sini kita menyadari pentingnya sebuah pendidikan bagi wanita, pendidikan syar'i tentang islam dan juga pengetahuan umum. Keduanya harus balance. Namun disadari penuh bahwa masa kini, menuntut ilmu non keagamaan, misal; eksakta, teknik, ekonomi, dll, menjadi hal yang diutamakan dibandingkan menuntut ilmu syar'i seperti aqidah, akhlak, hadist, siroh, fiqih, dll. 

Dari SD sampai SMA bahkan kuliah, pelajaran agama bisa dihitung beberapa jam saja, dibandingkan semua mata pelajaran yang ada. Sehingga jangan heran jika, di Indonesia khususnya, manusia semakin tidak bermoral, tidak beradab, ini akibat dari tingkat keimanan (Red-Pengetahuan Islam) yang minim. Islam adalah agama yang penuh rahmat, satu-satunya agama yang benar dan membawa keselamatan, seharusnya penduduk Indonesia yang nyata-nyata merupakan MAYORITAS ISLAM terbesar di dunia harusnya menjadi negara yang maju, penuh keselamatan dan kedamaian di dalamnya. Tepi ternyata tidak! kenapa? karena islamnya hanya tertera di KTP, nilai-nilai Islam dan ajarannya yang mulia tidak diterapkan secara benar di negara ini, mungkin hanya segelintir saja yang sudah mulai menerapkannya secara benar.

Kembali ke wanita, sekarang banyak diantara wanita yang bekerja dipabrik, perusahaan, instansi pemerintah, dll. Its ok, no problem asalkan tetap menjaga Syariat dan kodratnya sebagai wanita. Tapi perlu diingat juga bahwa tugas pokok wanita adalah sebagai istri dan ibu, pekerjaan wanita diluar itu hanyalah sampingan bukan prioritas, wanita harus bisa menetapkan sampai kapan dia bekerja. Surganya wanita adalah dirumah. Ketika ia bisa menjalankan kedua fungsi tadi secara baik (istri dan ibu), patutlah gelar SHOLIHAH tersemat di hidupnya.

"Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri sholihah" (HR.Muslim)

Menjadi istri yang sholihah merupakan pahala yang besar di dunia dan akhirat. Di dunia dicintai suaminya, hidup bersamanya dengan kebahagiaan, dan juga dihormati oleh orang-orang sekitarnya. Di akhirat istri sholihah akan terhindar dari siksa yang akan diterima oleh istri yang buruk di akhirat. Ia akan masuk surga yang didalamnya terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar telinga dan terlintas di hati manusia. Bahkan ia menjadi wanita yang lebih mulia dan lebih cantik dari bidadari surga.

Wahai saudariku sesama muslimah. Tuntutlah ilmu setinggi mungkin, tapi ingat tujuannya bukan untuk Mendapatkan pekerjaan dan Uang banyak. Tuntutlah ilmu, belajarlah, agar engkau menjadi wanita yang terdidik dan cerdas, sehingga dapat mendidik anak-anakmu secara baik, engkau dapat menjadi istri yang sholihah dan ibu yang sholihah bagi anak-anakmu. Bukan lembaga leadership dan berbagai macam training yang dapat memunculkan seorang pemimpin besar, tapi DIRIMU WAHAI WANITA.. ditangan engkaulah PEMIMPIN BESAR ITU MUNCUL...

salam hangat untuk seluruh muslimah di dunia..

Vera Agustina...

Friday, May 4, 2012

Cerita tentang Cadar dan Saya

Diawali ta'awudz dan basmalah..
Kemarin sore (hari kamis) saya pulang dari kampus sendiri, biasanya saya pulang bareng ina naik motor, tapi karena ina pulang malam jadi saya pulang sendiri jalan kaki, sekitar pukul 16.00 WIB 

Sewaktu saya melewati masjid astra, saya baru ingat kalo hari ini (kamis) ada kajian, tapi karena pada saat itu saya sedang sakit, jadi saya putuskan untuk tidak ikut kajian.. 

Jalanan masjid astra penuh sesak dengan kendaraan dan orang. Saya jalan tersendat sendat karena jalannya agak macet. Kemudian saya perhatikan pemandangan yang memang sudah tidak asing bagi saya yaitu.. "wanita bercadar". 


Entah kenapa seketika itu saya berfikir: 
"Subhanallah, kapan saya bisa seperti mereka, menutup aurat dengan sangat sempurna?"

Jika saya bandingkan mereka dengan saya, saya merasa malu, bahkan sangat malu. Memang saya telah berhijab, tapi jika dibandingkan hijab saya dengan hijab mereka tentu sangat jauh. Secara hati nurani yang paling bersih (termasuk hati saya), saya lebih tenang melihat mereka dibanding melihat saya sendiri. Subhanallah.. mereka indah. benar benar menampakkan kemuliaan seorang wanita.

Disisi lain saya juga banyak menyaksikan suami istri yang menuju masjid dengan sepeda motor, ada yang membawa putranya, ada yang hanya berdua, akhwat (istri) nya bercadar dengan kerudung yang besar dan panjang. Menurut saya Inilah Pemandangan Paling Indah. Betapa tidak, islam sungguh benar-benar memuliakan wanita, wanita diberikan syariat berhijab dan juga syariat safarnya yaitu: Harus ditemani Mahrom. ini semata-mata menunjukkan bahwa wanita adalah kaum yang harus dimuliakan dan dilindungi..
Saya berucap syukur "Alhamdulillah saya bangga menjadi seorang muslimah"



Jujur saya iri dengan mereka, iri karena mereka telah melakukan ketaatan kepada Allah lebih dari apa yang telah saya lakukan. Saya kenal beberapa dari mereka, selain secara fisik mereka tampak alim (berhijab panjang dan bercadar), secara akhlak mereka sangat ramah dan baik, bahkan saya kerap mendapatkan motivasi agar tetap konsisten ikut ta'lim.

Saya semakin tergugah ketika itu, pada saat teman ta'lim saya mba eka, lewat dibonceng suaminya, dia membawa si kecil Hasyim yang baru beberapa bulan hadir di dunia ini. Kecewa karena saya cuma bisa melambaikan tangan, padahal semenjak magang, sampai saat ini saya belum ngobrol dan bertemu sama mba eka secara langsung, hanya via sms.

Saya berkenalan dengan mba eka, sewaktu saya ta'lim di masjid astra. Awalnya dia tidak bercadar, bahkan kerudungnya pun biasa, waktu itu ternyata mba eka adalah pengantin baru. Dia mengenal ta'lim dan belajar islam setelah menikah, yang mengajari dan membimbingnya adalah suaminya. Mendengar ceritanya saya sungguh bahagia. perubahan mba eka terutama yang tampak (tatacara berhijab) sangat signifikan, minggu2 berikutnya kerudungnya semakin panjang, wajahnya semakin tampak bersinar (bukan karena make up), saya yakin itu akibat ibadahnya yang semakin naik pula. Dan beberapa bulan kemudian, ada seseorang akhwat bercadar yang menyapa saya, sungguh tak menyangka, itu adalah mba eka.

Saya banyak belajar darinya, terutama dari kemauan dan kegigihannnya dalam merubah diri menjadi hamba Allah yang semakin baik. tidak peduli apa kata orang, yang penting nilai kita dihadapan Allah.

Saya sungguh tertarik dengan cadar. tapi mungkin belum bisa mengaplikasikannya, banyak alasan, salah satunya cadar itu masih ikhtilaf para ulama, ada yang menghukumi mubah, ada yang wajib, ada yang sunnah. sejujurnya saya belum faham betul mengenai hukum yang cadar. Saya akan belajar lagi kedepannya.

Terlepas dari hukum, secara pribadi saya sangat senang melihat yang bercadar, terlebih mereka ternyata ramah. Namun di Indonesia ini, nampaknya belum familiar, cadar masih dianggap sebagai sesuatu yang aneh. Apalagi ditambah kondisi politik yang tidak menentu, seperti teroris, dll. wanita bercadar menjadi hal yang sering dikait-kaitkan. Islam menjadi tertindas. masyarakat menjadi takut dengan cadar. Zaman sudah semakin mengerikan, penuh konspirasi..

So untuk saat ini, walaupun saya belum bercadar, tapi insyaallah saya akan berhijab dan tetap berhijab secara syar'i. dan saya akan imbangi dengan peningkatan akhlak dan ibadah. memperbaiki diri terus menerus, mengamalkan amalan wajib dan sunnah secara konsisten, mempelajari, memahami, mengamalkan, menghafalkan dan mengajarkan alquran dengan sungguh-sungguh.

Mengubah hati dan akhlak lebih sulit dari sekedar merubah penampilan. kerena manisnya iman hanya akan terasa ketika kita telah menundukkan segala hawa nafsu duniawi kita, demi mengejar satu hal terindah diseluas alam raya bahkan lebih, berupa "CINTANYA ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA". menundukkan hawa nafsu ditengah gemerlap teknologi dan keindahan fananya dunia bukan sesuatu yang mudah. perlu banyak pengorbanan, perlu banyak kesiapan, kesabaran, keikhlasan serta keimanan yang tinggi.

dan ketika saya melihat diri saya sekarang, saya hanya bisa bertanya: "sudah sejauh mana kau mempersiapkan diri untuk pertemuanmu dengan Allah??"

sungguh tidak ada yang tahu kita akan hidup sampai kapan, masa depan adalah misteri, maka berbuatlah yang terbaik dimasa sekarang. bersungguh-sungguhlah dalam beribadah kepada Allah.

Untuk menjadi orang yang sabar, ikhlas, ihsan, berakhlak baik, itu butuh waktu, tidak bisa semua itu terjadi dalam waktu sekejap. maka mulailah untuk belajar memperbaiki diri dari sekarang. Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya..

Jika ditanya siapa wanita yang paling saya idolakan, saya akan menjawab: Ummu Khodijah radhiyallahuanha istri Rasulullah yang paling Rasulullah cintai. Semoga saya bisa mengamalkan segala yang telah beliau lakukan. walaupun mustahil menyamai, setidaknya saya sudah berusaha meniru akhlak beliau.

Jakarta, 4 mei 2012
Vera Agustina

Tuesday, May 1, 2012

Sedikit Tentang Motivasi

Sedikit sharing ditengah dag-dig-dug nya mengerjakan Tugas Akhir.

Udah sebulan ini saya kebingungan mencari trigger latar belakang dari Tugas Akhir saya, sebenernya sih udah jadi, tapi ada beberapa hal yang mengganjal hati, sehingga semuanya mesti saya rubah alias GATOT (Ganti Total).

Sebuah hal wajar jika Tugas Akhir dibayangkan seperti sebuah tantangan menyeramkan, mungkin lebih menyeramkan dari menyebrang dengan satu tali diatas jurang yang terdapat banyak batu runcing (LEBAY).

tapi emang bener lho sereeemm.. kalau ide uda mentok, fikiran negatif silih berganti, untung saya seorang muslim yang dengan hanya mengucap lafadz istighfar dan ta'awuz, semua setan yang bawa fikiran negatif itu kocar kacir..

ditengah kondisi yang serba labil, dengan tingkat stressing yang lagi lumayan tinggi, tentunya kita butuh sesuatu untuk menenangkan hati kita, menjaga hati kita agar tetap optimis, pantang menyerah, dan bersemangat.. TA bukanlah segalanya. TA itu mudah, mudah, sangaat mudah kawan.. kenapa? karena kita memiliki Dzat Yang Maha Pintar dan Maha Cerdas untuk membantu kita.. yaitu Allah Subhanahu wata'ala.. jadi mudahkan?

Setiap orang memiliki problemnya masing-masing, problem penulisan TA antara saya dan teman saya sungguh berbeda-beda. Tapi semua orang merasa bahwa dirinya yang paling mengenaskan.. hehe semuanya merasa bahwa dialah yang paling tersudut stress di ruangan fana dunia ini...

termasuk "SAYA".. tapi untungnya saya udah pernah mengalami hal yang sama waktu pengerjaan laporan improvement magang.. jadi selama sebulan ini, ditengah kebingungan yang sangat membingungkan yang ditambah bingung, saya tetep santai kayak lagi di pantai. Ikhtiyar (mikir, coret-coret, baca buku) tetap saya amalkan walaupun ujung2nya mentok, sambil berdoa siang dan malam, minta restu orang tua setiap hari, pokoknya meminta pada Allah, meminta diberi kekuatan, meminta ditunjukkan jalan keluar..

Hasilnya: SUBHANALLAH, hari ini semua ide lancar.. car.. yang keluar, ngetik pun enteng..



bagi saya motivasi itu penting, motivasi atau rasa kepercayaan diri, keyakinan, optimisme, pantang menyerah bisa saya dapatkan dari:

1) ketika ibadah saya baik, maka saya akan semakin dekat dengan Allah, semakin dekat dengan Allah maka hati saya akan semakin tenang, semakin tenang maka saya akan semakin optimis, semakin bersemangat pokoknya semua yang positif akan memenuhi fikiran dan akhlak saya..

2) Restu Orang tua, Ridho Allah terletak di Ridhonya orang tua, jadi meminta agar orang tua senantiasa mendoakan kita dengan tulus adalah sesuatu hal yang penting, orang tua akan lebih meridhoi dan mendoakan ketika saya dapat membahagiakan mereka dengan menjadi anak yang sholihah, berakhlak baik kepada mereka, membantu, dll..

3) Ingat GOAL kita, saya pernah bertanya pada seorang ustadz, bagaimana caranya agar kita istiqamah dalam menjalankan segala proses (jadwal) yang telah kita buat untuk mencapai kesuksesan kita? kata ustadz: nilai istiqamah dan semangat kamu dalam berjuang sebanding dengan seberapa besar keinginan kamu mewujudkan impian2 kamu.. Pandanglah terus cita-cita kita, dengan begitu ujian perjuangan akan terasa lebih ringan dan menyenangkan. BAYANGKAN cita-cita kita, bayangkan nikmatnya surga..bayangkan kawan..!!

4) Ingatlah nikmat yang telah kita dapat, bandingkan dengan orang lain yang tidak mendapatkan nikmat yang kita dapatkan, seperti nikmat normalnya anggota tubuh kita, nikmatnya kesehatan, nikmatnya makanan yang setiap hari kita dapat. berapa banyak orang yang saat ini tidak bisa merasakan indahnya penglihatan? berapa banyak orang yang saat ini terbaring karena lumpuh? berapa banyak orang yang kelaparan? sedangkan kita?? kita memiliki modal hidup kawan..

dan masih banyak lagi sebetulnya... mungkin tiap orang berbeda-beda dalam memotivasi diri sendiri, tapi setidaknya nilai-nilai yang telah saya paparkan diatas merupakan hal yang terjadi pada setiap orang yang sukses dunia dan akhirat..(menurut pengalaman dan analisis).

So jadilah orang yang selalu bersemangat! syukuri hidup ini, bersabarlah, bekerja keraslah, Allah bersama kita kawan..

Raihlah cita-citamu.. raihlah! jangan biarkan ada satupun cita-citamu yang tidak tercoret, kecuali jika Allah menggantinya dengan yang lebih baik..

vera agustina
(Perpustakaan kampus Polman Astra, 1 Mei 2012)