Assalamu'alaykum Warohmatullah Wabarokaatuh

Wednesday, February 16, 2011

UAS

UAS tlah tiba.. Hore! Hore! Hatiku gembira..
alhamdulillah udah sampai ke tahap semester 3 akhir.
"Ya Allah beri hamba kemudahan dalam menjalani ujian praktek ini"
berikanlah keberkahan pada hasilnya....

amiinn
semangat!!!!

Thursday, February 3, 2011

email Baru...

saatnya silaturrahmi bersama ve,, di
vera.agustina@bismillah.com

Hari ini aku makin Cantik

Hari ini aku pulang dari kampus sendiri.. seperti biasa keluar dari gedung, mataku langsung tertuju ke langit. Langit sore ini cerah.. subhanallah, indah nian ciptaan Allah yang satu ini, aku suka menatap langit, ketika cerah maupun mendung, di siang hari maupun di malam hari. Lukisan Allah yang tak pernah bertepi keindahannya, sarat makna dan hikmah, selalu menggetarkan.. 

Langit yang cerah memberikan nuansa ketenangan dalam hati, sensor senyum diriku langsung tersetting on, tebarkan senyum sambil berjalan. Ah tak terasa satu tahun lebih jalan ini menyertai keberadaanku di sini, di pelataran ilmu di arena juang. Jalanan masjid astra hingga sungai bamboo, jalan yang selalu ramai, sebagai saksi atas kedewasaanku, kemandirian ku telepas dari orangtua, sebagai saksi aku telah tumbuh menjadi seorang pemuda seutuhnya, yang semangatnya menggelora, cita-citanya melejit.. 

Keramahan penduduk disini membuatku nyaman, meski alam terkadang menjerit di telingaku karena tersakiti oleh polusi. Hatiku berkecamuk sepanjang perjalanan. Kutatap satu persatu insan yang sedang bersabar mencari rezeki, ada tukang nasi goreng, siomay, es buah, pedagang kaki lima, pejual nasi padang, karyawan pabrik yang baru pulang dari tempat kerjanya, ya Allah, inilah dunia fana, penuh perjuangan, kubayangkan keluarga mereka di rumah yang sedang menanti mereka, berharap membawa rezeki lebih untuk kehidupan di esok hari. Sosok ayah tiba-tiba muncul dalam benak, oh ayah.. maafkan anakmu ini yang hanya bisa meminta dan menghabiskan uang hasil jerih payahmu, semoga Allah selalu menyertaimu Ayah..

Kutatap mendalam anak-anak kecil yang sedang asyik bermain di pinggiran kali kecil, tubuhnya lusuh dan kurus, tapi matanya berbinar ceria, hatiku semakin ceria, contohlah mereka ve!, tak pernah mengeluh dengan cobaan hidup yang mendera.

Sekejap kualihkan pandangan pada sebuah sepeda motor yang berjalan lambat, seorang kakek menggendong cucunya yang masih kecil, mengajaknya bermain sambil menyetir motornya.. kulihat anak kecil itu tersenyum, aku pun senyum, anak yang beruntung, punya kakek yang mencintainya, diluaran sana banyak anak yang terlantar, diacuhkan, bahkan oleh orang tuanya sendiri. Tiba-tiba fikiranku melanglangbuana ke 10 tahun lalu, saat kakek mengendongku sebagai hadiah ulang tahunku.. saat nenek membangunkan ku setiap pagi dengan panggilan sayangnya..”teh bangun teh udah siang, mau sekolah gak, nanti kesinganan, belum sholat lagi!!” padahal masih jam setengah lima, Ya Allah betapa rindunya aku pada mereka yang telah membesarkanku selama lebih dari sepuluh tahun.. 

Beberapa jarak setelahnya, aku  berpapasan dengan kakak beradik yang sedang membeli beras di warung, pakaiannya sederhana, tubuhnya tak terurus, nampaknya aku familiar dengan mereka, kuperhatikan, teringat, mereka adalah anak kecil yang setiap pagi memunguti sampah dengan ibunya. Menyeret-nyeret karung, berjalan  terpapah dari satu tempat sampah ke tempat sampah yang lainnya.. ya Allah sungguh tak tau diri jika aku tak bersyukur dengan kondisiku sekarang.. sungguh betapa sering aku menyisakan makanan hanya dengan alasan, “kenyang”, padahal mereka makan saja sulit.. Astaghfirullah… 

Lirih zikir mengalir di ufuk hati, seakan tak ingin melewatkan setiap momen di sore ini, ku tebar senyum, kutatap dan ku amati setiap orang yang kujumpai. Tak terasa kosanku semakin tampak, kutatap kembali  langit sore ini, kecerahan itu hampir memudar, mega merah masuk meluruhkan keindahannya, lembayung menyertai matahari terbenam, malam kembali menampilkan keindahannya.

Satu ritme ku tangkap dari hari ini, ”Hidup adalah berjuang”.. berjuang untuk mendapatkan sebuah keabadian di akhirat nanti.. yaitu, “Syurga”. Dunia tidak pernah menjanjikan keindahan, sekaya apapun aku di dunia, aku yakin belum tentu aku bahagia. Hidup hanyalah persinggahan, maka ketika aku mengejar dunia, yang kudapat hanya sementara dan takkan pernah menyisakan kepuasan. 

Ya Allah,.. hidupku berbahagia bila diri ini dapat menjadi perantara kasih sayang-Mu bagi manusia, menjadi orang yang berguna bagi orang lain, dapat berjalan tegak mengusung Nama-Mu dalam keimanan yang kokoh dalam hati, dapat  menjalani setiap aktivitas dengan baik, dengan tujuan ibadah.. Ya Allah..penyakit yang mewabah manusia sekarang adalah “CINTA DUNIA dan TAKUT MATI”.. terlena dengan keindahan dunia, dan lupa akan nasib diri di akhirat nanti.. 

Hidup ini ibarat merajut dua baju, baju dunia dan baju akhirat.. dan aku tak akan pernah dan rela merobek baju akhiratku untuk menambal baju dunia.. ku yakin baju akhiratku akan selesai dengan baik, jika baju akhiratku terajut dengan sangat baik…

AdZan menggema, menggetarkan hati insan yang memiliki keimanan, ku sahut satu persatu panggilannya, membaca doa setelah adzan.. mengambil air dari keran.. Kubasuh kedua tanganku sambil berdoa “Ya Allah ampuni hamba, jika telapak tangan hamba pernah menerima harta yang tidak halal, lindungilah telapak tangan ini dari yang Haram, lindungi dari yang sia-sia”. Berkumur kumur sambil berdoa “Ya Allah ampunilah mulut ini, bila pernah berkata yang kasar dan sia-sia,  bila pernah menyakiti hati orang,  bila pernah berkata Dusta, bila pernah memakan yang haram dan tidak toyyib,  jagalah lisan hamba ya Allah dari kemudhorotan dan maksiat pada-Mu”.. mengalirkan air ke lubang hidung sambil berdoa, “Ya Allah, ampuni hamba bila melalui hidung ini hamba pernah bermaksiat pada-Mu, lindungi lah hamba dari mencium yang haram”  kubasuh wajahku 3 kali sambil membaca niat wudhu, dan berdoa “Ya Allah ampuni wajahku, jika melalui mata, hamba pernah melihat yang haram, jika hamba pernah berwajah muram pada kedua orang tua hamba, baguskanlah wajah hamba identik dengan akhlak diri  yang kian bagus, hiasilah dengan sinaran iman”.. kemudian kubasuh kedua lenganku dalam gemericik air yang mengalir, sambil berdoa “Ya Allah.. ampunilah tangan hamba jika pernah mengambil harta yang bukan hak hamba, jika pernah memegang yang haram, jika pernah menulis yang mudhorot, berikan kemudahan pada tangan hamba untuk senantiasa mengulurkan tangan pada yang memerlukan, ringankan tangan hamba untuk membantu yang kesusahan, lihaikan tagangan hamba untuk mencatat ilmu yang bermanfaat, menulis sesuatu yang bernilai kebaikan” ku basuh dahi dan kedua telingaku.. sambil berdoa “Ya Allah, ampuni hamba, jika melalui telinga hamba, hamba pernah mendengar yang haram, mendengar yang mudhorot, mendengar fitnah dari aib orang, bersihkan pendengaran hamba, bukakanlah untuk mendengarkan ilmu pengetahuan, dan jernihkanlah untuk mendengar kebaikan”.. ku acungkan kaki dalam aliran air keran yang konstan, “Ya Allah, ampunilah hamba, jika melalui kaki ini hamba pernah berjalan ke tempat maksiat, hamba pernah berjalan tanpa tujuan mencari ridho-Mu, tuntunlah selalu kaki ini ya Allah agar melangkah ketempat yang baik, tegakkan kaki ini untuk berdakwah dijalan-Mu, kuatkan dengan Keistiqamahan”..

“Asyhadu alla ilaahaillallah wa asyhadu  anna muhammadan abduhu wa Rosuuluh. Allahummaj alni minattawwabiina wajalni minal mutathohhiriina waj alni min ibaadikashoolihiin” 

Sajadah Ku gelar.. gugup wajahku.. Alhamdulillah aku akan bertemu dengan Allah kembali..

“Allaahu Akbar…”
Ketika iman syahdu melingkupi hati.. rasanya aku merasa makin cantik
Percantiklah hati dengan Iman

29 Safar 1432 H
3 Februari 2011
Vegata Asma
 

Tuesday, February 1, 2011

Fenomena Akhwat Facebook-ers


Suatu hari saat chatting YM, saat aku belum memiliki akun FB..
”Ada FB ga?”
”Ga ada. Adanya blog multiply. perempuanlangitbiru.multiply.com..”
Tak berapa lama kemudian.
”Kok foto di MPmu (multiply, red), anak kecil semuanya siih? Fotomu mana?”, tanya seorang akhwat yang baru dikenal dari forum radiopengajian.com.
”Itu semua foto keponakanku yang lucu..”, jawabku.
Suatu hari di pertemuan bulanan arisan keluarga..
"De' kok di FBmu ga ada fotomu siih?" tanya kakak sepupu yang baru aja ngeadd FB-ku.
"Hehe.. Ntar banyak fansnya.." jawabku singkat sambil nyengir.
Suatu siang di pertemuan pekanan..
"Kak, foto yang aku tag di FB diremove ya? Kenapa kak?" tanya seorang adik yang hanya berbeda setahun dibawahku..
"He.." jawabku sambil senyum nyengir yang agak maksa.
Suatu malam di rumah seorang murid.
”FBmu apa? Saya add ya..” tanya bapak dari muridku.
Setelah add FBku sang bapak bertanya, ”Kok ga ada fotonya siih?”
Aku hanya bisa ber-hehe-ria.
Dari beberapa kejadian itu, aku hanya bisa menyimpulkan bahwa yang pertama kali dilihat orang ketika meng-add FB seseorang adalah fotonya. Entahlah apa alasannya, mungkin memang ingin tahu bagaimana wajah sang pemilik akun FB, padahal kan yang di add biasanya yang sudah dikenal. Lantas jika memang sang empunya akun tidak memajang foto dirinya di FB, langsung deh jadi bahan pertanyaan, bahkan untuk seorang akhwat sekalipun.
Jika ditilik-tilik, fenomena foto akhwat yang bertebaran di dunia maya nampaknya sudah bukan barang asing lagi. Kita dengan mudah menemuinya termasuk di FB. FB yang merupakan suatu situs jejaring sosial begitu berdampak besar bagi pergaulan masyarakat dunia, pun termasuk pergaulan di dunia ikhwan akhwat.
Maraknya foto akhwat yang bertebaran di FB, membuat LDK (Lembaga Da’wah Kampus) suatu kampus ternama harus membuat peraturan yaitu tidak memperbolehkan akhwat aktivis da’wah kampus memajang foto dirinya di FB. Tentu saja banyak reaksi yang muncul dari peraturan dan kebijakan itu, mulai dari yang taat menerima dengan lapang dada sampai ada juga yang mem’bandel’. Namun apalah arti sebuah peraturan jika memang kita tidak mengetahui fungsi dan tujuannya dengan benar, dapat dipastikan peraturan hanya untuk dilanggar jika ditegakkan tanpa kepahaman.
***
Di suatu pertemuan para akhwat aktivis da’wah kampus..
”Ayolaaah, foto bareng..” rayuku sebagai fotografer ketika terheran-heran melihat seorang akhwat yang tidak mau ikut foto, menjauhi kumpulan akhwat yang siap-siap berpose.
Selidik punya selidik ternyata akhwat tersebut kapok untuk difoto karena fotonya beredar di FB padahal dia ga punya FB. Fotonya bisa beredar di FB karena teman-teman satu jurusan mengunduh foto momen bersama di FB yang tentu saja ada dirinya di dalam foto itu. Padahal saat itu, aku belum punya FB (hanya memiliki blog di multiply) dan tidak terbersit sedikit pun berniat untuk mempublish foto itu di dunia maya, yaaa hanya untuk disimpan di folder pribadiku. Foto kebersamaan dengan para saudari seperjuangan yang bisa membangkitkan semangat di saat-saat tak bersemangat, hanya dengan melihatnya.
Jika diperhatikan dengan seksama, ternyata benar bahwa orang-orang termasuk akhwat sudah terbiasa berkata, ”Nanti jangan lupa di upload n di tag in di FB ya..” setelah melakukan foto bersama.
Benar saja! Di suatu kesempatan berselancar di dunia maya, di saat aku akhirnya memutuskan membuat akun FB, melihat-lihat, berkunjung ke FB para akhwat, dan ternyata benar saja foto-foto akhwat dengan mudah dilihat para pengguna FB yang telah menjadi temannya. Aku yang memiliki kepribadian idealis-pemimpi agak terkejut juga melihat hal itu, secara baru terjun di dunia perFBan.
Terkejut karena kecantikan para akhwat dengan mudah dinikmati oleh orang lain. Aku agak bingung juga harus bagaimana melihat fenomena akhwat facebook-ers. Ada kekhawatiran apakah terlalu idealisnya pikiranku yang mungkin sebenarnya mengunduh foto sudah menjadi hal yang biasa saja di kalangan para akhwat. Itulah realita yang ada. Entah apa yang melatarbelakangi para akhwat akhirnya mengunduh foto pribadinya atau bersama rekan-rekannya di FB.
Hingga akhirnya pada suatu hari, terjadilah sebuah percakapan:
”Kenapa siih yang dilarang majang foto itu cuma akhwat? Kenapa ikhwan juga ga dilarang?? Bukannya sama aja ya? Sama-sama bakalan dinikmati kecantikan atau kegantengannya kan?” tanyaku bertubi-tubi kepada seorang saudari yang sepemikiran denganku tentang fenomena foto akhwat di FB.
”Ya beda-lah.. Coba kita liat para cewek yang ngefans sama artis-artis cowok Korea, mereka cuma ngeliat cowok Korea itu sekadar suka-suka yang berlebihan.. Udaaaah, hanya sebatas suka ngeliat. Tapi kalo cowok yang ngeliat foto cewek, itu beda. Kamu tau kan kalo daya lihat para cowok itu berbeda? Ada pemikiran-pemikiran tertentu dari para cowok ketika melihat seorang cewek bahkan hanya sekadar foto.”
Hmm.. yayaya.. Memang aku pernah mendengar bahwa daya lihat seorang laki-laki itu 3 dimensi. Laki-laki bisa membayangkan dan memikirkan hal-hal yang abstrak diluar dari yang dia lihat. Bahkan katanya lagi, seorang laki-laki bisa saja memikirkan seorang perempuan tanpa berbusana hanya karena melihat seorang perempuan yang berbusana mini berlalu di hadapannya. Namun kebenaran itu belum bisa kubuktikan karena aku hanyalah seorang perempuan biasa bukan seorang laki-laki.
Pantas saja Allah memerintahkan kita untuk menahan pandangan, seperti dalam firman-NYA:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. . . . .” (QS. An-Nuur [24] : 30-31)
Ayat ini turun saat Nabi Shalallahu a’laihi wassalam pernah memalingkan muka anak pamannya, al-Fadhl bin Abbas, ketika beliau melihat al-Fadhl berlama-lama memandang wanita Khats’amiyah pada waktu haji. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam, “Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?” Beliau Shalallahu a’laihi wassalam menjawab, “Saya melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap mereka.”
Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa yang diperintahkan untuk menahan pandangan bukan saja laki-laki namun juga perempuan. Untuk itu, sudah seharusnya kita menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak seharusnya kita pandang.
Lalu apa hubungannya dengan pemajangan foto di dunia maya?
Jika dulu kasus menjaga pandangan hanya karena bertemu dan bertatap langsung, namun saat ini sudah lebih canggih lagi, tanpa bertemu dan bertatap pun, godaan menahan pandangan itu tetap ada. Ya! Bisa jadi dengan banyaknya bertebaran foto akhwat di dunia maya, itulah godaan terbesar. Buat para ikhwan, harus mampu menahan pandangan di saat berselancar di dunia maya, di saat-saat kesendirian berada di depan layar komputer ataupun laptop. Kondisikan hati terpaut dengan Allah saat-saat kesendirian, jangan sampai kita menikmati foto akhwat yang bertebaran di dunia maya. Buat para akhwat, yang memang merupakan godaan terbesar bagi para ikhwan, akankah kita terus menciptakan peluang untuk membuat para ikhwan ter’paksa’ memandangi foto-foto pribadi kita?
***
Kejadian demi kejadian yang kutemukan di dunia maya begitu banyak menyadarkanku akan pentingnya seorang akhwat menjaga dirinya untuk tidak mudah mengupload foto dirinya di dunia maya.
Beberapa hari belakangan ini, ketika sedang mencari desain kebaya wisuda untuk muslimah berjilbab di mesin pencari google, diri ini dipertemukan dengan sebuah blog yang bernama 'jilbab lovers'. Pecinta jilbab. Ya! Sesuai namanya, di blog itu berisi hampir semuanya adalah foto-foto muslimah berjilbab dengan berbagai pose. Di antara beberapa foto muslimah berjilbab itu, aku temukan 3 komentar yang mengomentari foto seorang gadis, aku akui gadis dalam foto itu sungguh cantik, memenuhi kriteria wanita cantik yang biasanya dikatakan sebagian besar orang. Beginilah kurang lebih komentar 3 orang laki-laki pada foto gadis itu dengan sedikit perubahan:
”Itu baru namanya gadis .. cantik nan islami.. sempuuuuurnaaaa... salam kenal..”
”Subhanallah ada juga makhluk Allah seperti ini ya..”
”Subhanallah..”
Jika kita lihat ke-3 komentar diatas, bisa dilihat bahwa komentarnya begitu islami dengan kata-kata Subhanallah namun juga menyiratkan bahwa sang komentator begitu menikmati kecantikan sang gadis di dalam foto. Hal ini menandakan bahwa siapapun yang melihat foto itu memang pada akhirnya akan menikmati kecantikan sang gadis berjilbab. Allahurobbi, akankah kita -para akhwat- rela jika kecantikan diri kita dapat dengan bebas dinikmati oleh orang lain yang belum halal bagi kita bahkan belum kita kenal?
Mungkin akan ada sebagian dari kita -para akhwat- yang akan menepisnya, ”Aaahh,, itu kan foto close up. Kalo foto bareng-bareng ya gpp donk?”
Hmm.. ada satu lagi yang kutemukan di dunia maya mengenai foto muslimah berjilbab. Pernah suatu hari, ketika diri ini mencari gambar kartun akhwat untuk sebuah publikasi acara LDF (Lembaga Da’wah Fakultas) di mbah google, kutemukan foto muslimah berjilbab yang sudah diedit sedemikian rupa hingga menjadi sebuah gambar porno. Memang gambar itu tidak kutemukan langsung diawal-awal halaman pencarian google, tapi berada di halaman kesekian puluh dari hasil pencarian keyword yang aku masukkan. Terlihat foto wajah sang muslimah begitu kecil (kuduga dicrop dari sebuah foto) dan dibagian bawah wajah sang muslimah berjilbab diedit dengan dipasangkan foto/gambar sesuatu yang seharusnya tidak diperlihatkan. Naudzubillahimindzalik..
Bagaimana perasaan kita jika seandainya melihat foto diri kita sendiri yang sudah diedit menjadi gambar porno dan dinikmati oleh orang banyak di dunia maya? Atau bagaimana perasaan kita jika ada kerabat dekat yang melihat foto kita yang sudah diedit sedemikian rupa menjadi gambar porno?
Semoga saja hal ini tidak menimpa diri kita. Ya Rabb,, bantu kami –para akhwat- untuk menjaga kemuliaan diri kami..
Mungkin kita bisa mengambil teladan dari kejadian di bawah ini...
Suatu ketika, diri ini menemukan blog (multiply, red) seorang ustadz. Dalam blog itu, terlihat foto sang ustadz bersama ketiga anaknya yang masih kecil, tanpa terlihat ada istrinya. Di bawah foto itu diberi keterangan, ”mohon maaf tidak menampilkan foto istri saya..”
Dari situ aku ambil kesimpulan bahwa sang ustadz sepertinya memang tidak ingin menampilkan foto sang istri. Bisa jadi karena begitu besar cintanya terhadap sang istri, maka tak boleh ada yang menikmati kecantikan sang istri selain dirinya, begitu dijaga sekali kemuliaan istrinya. Ya Rabb, semoga kami -para akhwat- bisa menjaga kemuliaan diri kami..
Mungkin kita bisa mengambil hikmah dari kejadian di bawah ini...
Baru saja kemarin, di perkampungan multiply, MP, ada berita bahwa ada seorang ikhwan yang tiba-tiba minta ta’aruf dengan seorang akhwat padahal belum kenal sang akhwat dan hanya melihat foto sang akhwat di FB. Huufffhh.. ada-ada aja..
Jika diliat dari akar masalahnya mungkin berasal dari foto sang akhwat di FB, bukan begitu?
Jadi, apa yang akan kita –para akhwat- lakukan setelah ini?
***
Tulisan ini dipublish terutama ditujukan pada diri sendiri sebagai seorang akhwat serta untuk saling mengingatkan para facebookers yang lain. Semoga kita bisa menjaga kemuliaan diri kita sebagai seorang akhwat ketika berada di dunia maya.
”Kejahatan itu bukan hanya sekadar berasal dari niat seseorang untuk berbuat jahat tapi karena ada kesempatan. Waspadalah.. Waspadalah..”
Semangat bermanfaat!
Jadikan dunia maya sebagai ladang amal kita
###
Penulis bernama LhinBlue, seorang staf di biro PPSDM (Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Muslim) SALAM UI, yang baru saja menyelesaikan studi S1 di Kimia FMIPA UI
Mahasiswi Kimia FMIPA UI 2006
http://perempuanlangitbiru.multiply.com

hari ini aku kembali........27 safar 1432 H

" Perumpamaan orang alim yang mengajari maanusia dan melupakan dirinya sendiri adalah bagaikan lampu yang menerangi manusia dan membakar diri sendiri" ( HR ath-Thabrani, Shohih )

hari ini aku benar-benar di ingatkan..
alhamdulillahirobbil 'alamiin