Assalamu'alaykum Warohmatullah Wabarokaatuh

Friday, October 5, 2012

Bebek Cabe Ijo dan Ibu Rumah Tangga, “LHO?!hehe@#!”


Bismillahirrohmaanirrohiim..

Pasca operasi senin, 10 September 2012, saya melakukan introspeksi besar-besaran. Jujur saya mampu menahan sakit yang saya derita hampir 6 tahun. Namun perjuangan tersebut harus berakhir di ruang operasi karena satu sebab: Saya gagal menjauhi makanan pedas semenjak kenal satu panganan bernama “Bebek Cabe Ijo”. 

Perkenalan saya dengan bebek cabe ijo dimulai ketika saya magang pada salah satu perusahaan otomotif di Karawang, Jawa Barat, sekitar bulan Agustus 2011. Di dekat kostan saya di buka sebuah Resto baru, dengan menu makanan khas sunda dan see food, karena dikenal harganya sesuai kocek, maka saya pun menjadi langganan resto tersebut. Ga setiap hari juga sih saya makan disana, dua minggu sekali,. Kadang sebulan sekali. Nah salah satu menu favorit di resto tersebut adalah bebek cabe ijo. Awalnya saya ga berani makan bebek cabe ijo, dalam hati “Inget ver, sakit maag, inget ver wasir mu!!”, sebulan bisa nahan, tapi runtuh juga benteng pertahanan karena wangi sedap bebek dan tampilannya yang benar-benar menggoda. Akhirnya saya mencoba… “dalam check list menu saya memberanikan diri mencontreng: “Bebek Cabe ijo”. Fikir saya “Ah Cuma sekali, sekaaliii aja..,Bismillah, hehe”.

Ga taunya ketagihan, gurihnya bebek sama pedasnya cabe ijo yang juga gurih, membuat saya doyan. Tapi ya, untungnya saya masih sadar diri. Saya makan bebek paling sebulan sekali. Bahkan pada akhir2 magang bulan Februari 2012 frekuensi nya menjadi berkurang.

Maret 2012 saya pindah kembali ke Jakarta, masa magang saya telah selesai, tema tugas akhir sudah saya gondol, tinggal di ramu dan di percantik.. hehe. Namun ternyata membuat tugas akhir itu tidak semudah yang dibayangkan. Agak bikin stress. 

Entah karena pola makan saya yang salah, atau karena pengaruh seringnya makan bebek cabe ijo waktu magang, entah juga efek stress akibat tugas akhir, sekembalinya saya di Jakarta saya merasa kondisi wasir saya tambah buruk. Stadium wasir saya meningkat drastis dari stadium 2 ke stadium 4. Efek yang cukup mengagetkan, sampe saya benar-benar merasa sakit ketika duduk lebih dari 3 jam, kesakitan yang luar biasa ketika poop, ketika pulang pergi Jakarta-Serang, dll. 

Pada saat itu saya berfikir, kenapa? Dari segi makanan, saya adalah yang paling protektif diantara teman-teman saya, jarang makan pedas, jarang makan santan, olah raga suka lah walaupun ga rutin. Buktinya selama 5 tahun saya bisa menjaga wasir saya dengan baik. Karena ada yang baru mengidap 1 tahun saja sudah tidak tahan. 

Saya fikir mendalam, Kemungkinan ini akibat frekuensi makan pedas yang meningkat semenjak magang, dan bobot kepedasan yang terlalu banyak. Memang sih setiap habis makan bebek cabe ijo, poop saya sakit sekali, karena panas dan pedas. Tapi saya tidak pernah menyangka dampaknya akan separah ini. Hikmahnya, pantangan tetep pantangan, sekali mungkin wajar, kalo sudah berkali2, itu yang kurang wajar..hehe, Akhirnya 10 September 2012 saya memutuskan untuk operasi. Keputusan yang insya Allah terbaik, bukan hanya bagi saat ini, namun bagi saya kedepannya yang akan melahirkan anak.

Diatas semua itu, segala kejadian yang ada di bumi ini menyangkut diri sendiri atau masyarakat, tidak luput dari kehendak Allah subhanahu wata’ala. Ketika sebuah cobaan atau ujian menimpa diri kita, sebaiknya kita kembalikan kepada Allah Subhanahu wata’ala, berarti memang itu sudah qodarullah, dan insyaAllah ada hikmah besar dibaliknya. Namun proses untuk menemukan keputusan terbaik dari Allah membutuhkan ikhtiyar, doa yang kuat, kesabaran yang tinggi, dan keyakinan yang tangguh.
Dan pelajaran berharga yang kita panen dari cobaan/ujian tersebut jangan sampai diabaikan atau dibiarkan terulang lagi. Jaga baik-baik agar kesalahan-kesalahan kita di masa lalu tidak terulang lagi untuk kita, atau saudara kita atau anak dan cucu kita dimasa depan.

Saat ini pasca operasi saya full 1 bulan beristirahat di rumah, menjalani hari-hari yang indah bersama keluarga, sahabat dan mereka yang saya cintai. Mungkin inilah salah satu hikmah dari sakit saya. Karena belum diperbolehkan bekerja yang berat seperti nyuci, ngepel, maka saya membantu pekerjaan rumah yang ringan ringan, banyak baca majalah dan buku, ngumpulin resep masakan, dan lain-lain. 

3 tahun jauh dari orang tua membuat saya benar-benar menikmati suasana rumah, saya perhatikan kerja mama saya sebagai ibu rumah tangga, yang semakin menggugah semangat saya untuk terus memahami 3 kata yang sederhana namun kaya makna dan jasa “IBU RUMAH TANGGA”. Atmosfer 21 tahun memang berbeda dengan atmosfer SMA yang nota bene masih Cuma mikirin sekolah. Fikiran saya kini sudah lebih tumbuh menjadi seorang Vera yang dewasa. Yang sudah mesti siap menjadi istri dan ibu.. insyaAllah.. ^_^

Lhoh kok jadi kesini arah pembicaraannya. Hehe.. 

Inilah hasil tulisan abstrak.. yang penting nulis dan enak dibaca, kalo ga enak, yaa diem aja.. jangan dihina.. hehe

Masih menyambung soal bebek cabe ijo, jadi hikmah yang lainnya adalah.. saya jadi kepikiran merombak blog saya, hehe, jujur yang ada diotak saya saat ini adalah “bagaimana menjadi ibu rumah tangga dambaan syurga?”, “Bagaimana mengurus suami yang baik?”, “Bagaimana menjadi istri sholihah seperti bunda Khodijah, bunda Aisyah, atau bunda Fathimah?”, “bagaimana mendidik anak agar setangguh Muhammad Al faith atau Nabi Ismail, atau Siti Maryam, atau Fathimah Az Zahra?”, dan pertanyaan pertanyaan lainnya.. insyaAllah kedepannya akan banyak ditampilkan seputar wanita, ibu dan anak.. hehe insyaAllah..

Embel2 lain yang insya Allah manfaat..

Mengaca diri, usia 21 tahun sudah selayaknya kita belajar keras tentang kariir yang mulia sebagai istri, sebagai ibu,.. itulah karir sesungguhnya. Jadi untuk para muslimah yang masih belum menikah, mari tingkatkan keterampilan kita mengurus rumah tangga. Ilmu tersebut bisa didapatkan dari ibu kita, dengan banyak bertanya, banyak nimbrung hehe, bisa dari majalah wanita, bisa dari buku, dll.

Mempersiapkan diri kita agar menjadi wanita yang lebih bernilai disisi Allah Subhanahu Wata’ala..berarti mempersiapkan generasi terbaik yang akan lahir dari rahim-rahim kita.

Sorang penyair arab mengatakan “Al Ummu madrosatul Ula, Idzaa A’dadtaha Sya’ban Khoirul ‘Irq” (Seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya, jika engkau persiapkan ia dengan baik maka sama halnya engkau persiapkan bangsa berakar kebaikan)

Insya Allah apabila kita berniat untuk mencari keridhoan Allah, maka Allah akan menolong dan memudahkan kita menemukan pintu kesuksesan di dunia dan akhirat. ^_^

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Kaum wanita datang menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam dan bertanya,”Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai amal para mujahidin di jalan Allah?”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Barangsiapa diantara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai amal para mujahidin di jalan Allah”(HR. Al Bazzar) 

Hehe.. silahkan simak tulisan2 selanjutnya,  insyaAllah tema2 berikutnya akan terfokus bagaimana menjadi wanita dambaan, yang dicintai Allah..
Barokallahu fiik..

Serang, 5 Oktober 2011

1 comment:

  1. Wah... Subhanallah. Perlu banyak belajar dari Kak Vera utk bekal jd manusia yg lbh dewasa. :)

    Skrg sdh bnar2 sembuh kan Kak wasirnya?
    Walaupun sdh sembuh, saya sarankan jgn iseng coba2 yg dilarang lg ya.
    Hehe. ^.^b

    ReplyDelete